Minggu, 28 April 2013

Berfikir Mega : Berawal dari Akhir


Seorang pemimpin seharusnya berfikir secara strategis yaitu Berawal dari akhir. Salah satunya adalah dengan senantiasa berorientasi kepada tujuannya terlebih dahulu, bukan berdasarkan input sekarang. Dari tujuan itulah kemudian dilihat keadaan sekarang.  Gap yang ditimbulkan dari tujuan dibandingkan keadaan sekarang tersebut barulah kemudian dipikirkan bagaimanakah cara untuk mencapainya. 
Dalam teori Strategic Thinking & Planning, Kaufman menjelaskan bahwa strategic thinking & planning menggambarkan masa depan yang diinginkan, dengan fokus pada hasil (diistilahkan dengan END) yang levelnya mega. Kaufmann menjelaskan bahwa dalam menjalankan strategic thinking & planning ada 6 Critical Success Factor yang harus diperhatikan.
Pertama, keluar dari zona nyaman Anda (out of comfort zone). Beberapa hal yang harus dijadikan pedoman adalah challenge wisdom saat ini; challenge asumsi-asumsi yang ada; cari bukti kuat; lakukan identifikasi kenyataan yang baru dan sesuaikan; serta cerminkan dalam model mental anda.
Kedua, tentukan hasil akhir (END) yang diinginkan. Beberapa hal yang dijadikan pedoman adalah definisikan dan rencanakan hasil (END) yang diinginkan terlebih dahulu sebelum memilih cara dan metode (MEAN), challenge fads (solusi yang popular dan fokus pada cara/metode yang dianggap sebagai hasil akhir), dan identifikasi konsekuensi dampak dari metode yang dipilih.
Dalam konsep “Berawal dari Akhir”, ada istilah mau kemana, dari mana dan caranya bagaimana. Urutan ini seringkali keliru. Mau kemana versus darimana itulah yang disebut Gap. Gap kemudian berubah menjadi needs, dan needs kemudian berubah menjadi problem. Tentu saja pengertian problem di sini berbeda dengan pengertian keseharian yang merupakan kata lain dari masalah.
Ketiga, Siapkan tujuan/sasaran yang akan dicapai. Kembangkan tujuan/sasaran yang lebih SMART. Beberapa hal yang harus dijadikan pedoman adalah challenge tujuan-tujuan yang tidak jelas; challenge tujuan yang mempertahankan kebijakan saat ini dan status quo; bayangkan masa depan yang lebih baik. Pikirkan yang tidak mungkin; tentukan metode pengukurannya (If you Cannot Measure, You cannot Manage); serta gunakan rasio dan skala-skala interval dalam perhitungan
Keempat, Tentukan needs yang merupakan gap dari kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Beberapa hal yang harus dipedomani adalah challenge setiap needschallenge solusi-solusi yang tidak didukung oleh bukti needs assessment; mintalah data needs assessment untuk mendukung problem solving; dan luangkan waktu yang cukup dalam memformulasikan dan mendefinisikan permasalahan secara tepat
Kelima, Gunakan 3 tingkat perencanaan dan hasil. “Result is not only output, but also Outcomes”.
Thinking
Action
Mega= Outcomes=  Societal NeedsCommunity
Macro= Output=  Industrial/ Organizational     NeedsCustomer
Micro= Product=  Professional/ Individual NeedsCompany
Berpikirlah mulai dari level mega, kemudian level makro dan level mikro. Level mega memikirkan tentang community, level makro memikirkan tentang customer serta level mikro memikirkan tentang company.  Bila berpikir mega, berarti kita memikirkan society needs, berpikir makro berarti industrial needs, sedangkan bila berpikir mikro berarti individual needs.
Beberapa hal yang harus dijadikan pedoman adalah identifikasi konsekuensi hasil level yang satu dengan hasil level yang lain; belajar untuk berpikir secara sistematis dan menyeluruh; identifikasi keterkaitan antara setiap bagian dan bagaimana dampaknya pada keseluruhan.
Keenam, Tentukan Visi ideal yang dapat terukur. Disinilah dikenal istilah ”Think Global – Act Local.” Beberapa hal yang harus dijadikan pedoman adalahtidak hanya berpikir organisasinya saja namun diluar organisasi dan dampaknya pada pelanggan; setiap keputusan yang dibuat harus bergerak mendekati Visi Ideal; jadilah idealis; serta fokus pada hasil bagi seluruh masyarakat
Konsep “Berawal dari Akhir” diterapkan juga pada The More You Give The More You Get melalui berpikir mega (mega thinking).  Ketika kita berupaya untuk memberikan dengan jumlah banyak, maka kita akan mendapatkan dengan lebih banyak lagi. Dan berpikir mega akan memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat memberi dalam jumlah banyak tersebut.
Dalam konteks The More You Give The More You Get, juga tercatat dalam Al Quran & Hadits. Dalam QS Al Anaam ayat 160 disebutkan: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Sedangkan dalam Hadits yang diriwayatkan Ahmad Tirmidzi, disebutkan dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda, Allah berfirman ; “Wahai anak Adam! Infaqkanlah hartamu, Aku akan menambah hartamu”. Pada kesempatan lain Rasul berjanji, “Ada tiga hal, aku berjanji tentang tiga hal itu (bahwa tiga hal itu benar) dan aku akan menceritakannya padamu, maka ingat-ingatlah! Uang tidak akan pernah berkurang karena amal sedekah. Tidak akan ada seorang pun yang berbuat salah manakala ia sabar, kecuali Allah akan menambah kemuliaannya dan tidak ada seorangpun yang meminta rezeki pada orang lain, kecuali Allah akan memiskinkannya”.(Tirmidzi, Ahmad)
Dalam implementasi The More You Give, The More You Get, mulailah berpikir mega. Dengan kita berpikir mega, hasil makro dan mikro pasti akan kita dapatkan.