Rabu, 23 Juli 2008

Dari Penulis



Puji syukur bagi Allah Robbul ‘aalamin yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya kepada hambaNya berupa kesempatan untuk mengunjungi Baitullah di Tanah Suci Makkah.

Shalawat dan salam semoga terlimpah bagi Rasulullah Muhammad Saw dan para sahabat yang telah menghantarkan al Islam kepada para pengikutnya hingga akhir jaman.

Bagiku, perjalanan ibadah haji adalah pengalaman tak terlupakan yang menyisakan kesan mendalam di hati sanubari. Berbeda dengan perjalanan wisata atau dinas ke luar negeri.

Oleh karena itu berdasarkan apa yang disaksikan dan dirasakan, penulis mencoba menguraikan pengalaman tersebut dalam rangkaian kata dan gambar sehingga tidak lekang dimakan zaman dan agar dapat dinikmati oleh saudara-saudara seiman.

Melalui tulisan ini diharapkan menjadi dorongan bagi Saudara-saudaraku seiman yang belum berhaji agar segera menunaikannya dan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lebih baik lagi. Bagi para Hujjaj, rangkaian tulisan ini diharapkan dapat menyegarkan kembali momen-momen indah selama melaksanakan haji sehingga maknanya selalu membayangi setiap langkah kehidupan.

Penulis mencoba menggambarkan Prosesi ibadah umrah dan haji secara kronologis disertai tinjauan sejarah, hikmah, teladan dan makna yang terkandung. Illustrasi beruba gambar, diagram, dan foto diharapkan dapat bercerita lebih banyak karena sebuah gambar dapat mewakili sejuta kata.

Tak lupa disampaikan juga berbagai aktivitas pasca melaksanakan ibadah haji yang diharapkan dapat menjamin kemabruran haji yang seharusnya tidak hanya nampak saat menjalankan ritual haji di tanah suci, namun berbekas dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak sepenuhnya merupakan hasil pemikiran penulis. Banyak pemikiran yang dipetik dari para ulama antara lain antara lain Ali Syariati dalam bukunya Makna Haji- serta KH Miftaf Faridl dalam buku "Antar aku ke Tanah Suci".

Selain merupakan cita-cita pribadi, penulis merasakan adanya dorongan doa dari kedua orang tua tercinta (H. Amung Surmana dan Hj Suparsih) saat mereka menunaikan ibadah haji tahun 1990 dengan mendoakan putranya agar dapat melaksanakan ibadah haji sebagaimana yang telah mereka laksanakan. Alhamdulillahi robbil ‘aalaminn, doa keduanya dikabulkan Allah 17 tahun kemudian.

Terima kasih juga kepada Istri Tercinta, Hj Dini Mardiani yang telah bersusah payah mengupayakan keberangkatan haji pada tahun 2007 ini. Betapa berliku perjuangan yang harus dilalui untuk mendapatkan kepastian keberangkatan, menyiapkan perbekalan serta menjadi pendamping setia selama perjalanan haji.

Penulis pertama kali mencanangkan ibadah haji tahun 1997, namun baru tahun 2006 mendaftarkan diri ke Kantor Departemen Agama. Sayangnya quota haji untuk DKI Jakarta sudah penuh sehingga niat berhaji baru terlaksana pada tahun 2007. Ternyata walaupun secara fisik, mental dan finansial kita sudah siap dan mampu berhaji, namun tanpa ijin Allah, rencana berhaji belum tentu bisa terwujud.

Tak lupa rasa terima kasih kepada para sahabat yang telah memberikan inspirasi dan semangat untuk berhaji dan memungkinkan tersusunnya tulisan ini dengan memberikan berbagai informasi dan rujukan, khususnya kepada:

  • H. Bambang Subekti, H. Wawan Darmawan, Nandar Suhendar, H. Artono Wakidjo, H. Abdus Somad Arief, dan H. Ilmianto atas inspirasi dan sharing pengalamannya;
  • H. Agus Rohmat, H. Sawung Gogor, H. Helmi Adam, dan H Aunur Rofiq (Opick) atas diskusi dan kebersamaan selama melaksanakan Haji;
  • Pengurus dan Muthawwif BPIH NRA atas pelayanannya selama melaksanakan ibadah haji.

Penulis menyadari bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini. Karena itu mohon dimaafkan bila dalam penulisan ini ada kesalahan dan kekurangan. Semua itu tidak lepas dari kelemahan manusia sebagai hambaNya yang tidak sempurna.

Semoga sumbangsih kecil ini bermanfaat dan diterima Allah swt sebagai setetes amal jariah untuk kemaslahatan kaum muslimin.

Jakarta, 29 Februari 2008

Wassalam,

Dudy Effendi

Tidak ada komentar: